Senja Membara di Waduk Sunter Utara |
Pulang ke
Jakarta, yang terbayang pertama pasti macetnya. Namun, kepulangan kali ini
berbeda karena saya punya tujuan lain yaitu mencari Senja membara Jakarta di
Musim Penghujan di lokasi yang 4 tahun silam mempesona saya yaitu Waduk Cincin
Utara.
Danau Cincin
Utara yang kini berubah namanya menjadi Danau Sunter Utara karena letaknya
berada di daerah Sunter tepatnya di sebelah Utara, atau lebih tepatnya berada
di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Keberadaan danau ini belum
diketahui banyak orang selain tempatnya yang terpencil dipinggiran perumahan
elit kawasan sunter, kawasan pabrik dan sebelah utara adalah kawasan Tol
Jakarta menuju Ancol dan Bandara Soekarno-Hatta. Kedatangan pertama kali saya di
tahun 2014, tempat ini cukup kotor, namun menjadi tetap pilihan beberapa warga
sekitar untuk menghabiskan sore hari di pinggir waduk.
Rute Menuju
Danau Sunter Utara
Rute menuju
Danau Sunter Utara cukup mudah, apa lagi jika rumah kalian berada di Jakarta
Timur. Rute yang saya lewati dari Cililitan, ambil jalur menuju utara menuju
tanjung priok , searah dengan tol
atas melewati Rawamangun – Mall Cempaka Putih – Mall of Indonesia – lalu arahkan
kendaraan ke jalan Danau Sunter Utara – setelah melewati Sunter Mall ambil
putar balik dan belok kiri di gang sebrang sunter mall, dari sini kalian akan
memasuki perumahan – ikuti jalan tersebut – ambil kanan saat menemukan
perempatan besar nanti akan ada petunjuk
jalan menuju Bent Tree Primary Scholl, ikuti petunjuk jalan tersebut karena
lokasi sekolah tersebut berada di tepian waduk.
Jika naik kendaraan umum kalian
bisa naik Busway transjakarta Koridor 12 lalu turun di Halte depan Sunter Mall
dan menyambung dengan Ojek atau Ojol yang ada di sekitar mall.
parkirnya masih berantakan, belum ada lokasi parkir khusus |
Sore itu cukup ramai, mengingat sedang libur long weekend dan liburan
sekolah. Di sebelah utara waduk, hiruk pikuk keramaiannya sampai terdengar
hingga pintu masuk, warga sekitar sedang merayakan sore dengan bermain dan
latihan balap burung dara, pantas saja dari tadi terlihat orang mondar-mandir
membawa kandang.
Pelepas Burung Dara |
“Ndi, tolong nanti lepas di samping waduk itu, belum bisa jauh-jauh ini”,
teriak salah satu warga yang bermain burung dara.
Burung Jantan dilepas, dia terbang tinggi dan menghampiri sang betina yang
sudah dipegang oleh si pemilik, dilakukan berulang-ulang kali sampai capek :D. Hal
ini mengingatkan pada permainan masa kecil saya, walau tidak diperbolehkan
memelihara burung dara karena khawatir tidak terawat kandangnya, saya sempat
bermain dengan burung milik tetangga. Burung dara loh.
Di tepian waduk yang lain, ada beberapa ibu yang sedang menyuapi anaknya
makan, beberapa orang sedang asik memancing, beberapa lagi sedang
berjalan-jalan keliling waduk, entah mungkin sedang olahraga keliling waduk. Di
tepian waduk terlihat banyak pohon yang ditanam dengan kondisi besar agar jika
berhasil hidup dan tumbuh bisa cepat menjadi peneduh dan taman yang bisa
digunakan pengunjung danau untuk berteduh.
Dermaga Apung dari pelampungnya |
sore hari, masih kerja bersih-bersih waduk |
Di sudut waduk terdapat pelampung berwarna jingga yang terlihat seperti
Dermaga Apung. Beberapa orang menggunakannya untuk duduk-duduk lesehan
mengapung di atas waduk. Melihatnya cukup “ngeri” karena bergoyang-goyang.
Pelampung tersebut sebagian digunakan untuk membantu para petugas kebersihan
DKI Jakarta untuk mengangkut sampah yang ada di Waduk tersebut. Mungkin ini
juga merupakan hal potensial yang bisa dilakukan pihak pengelola waduk tersebut
agar membuat dermaga permanen dan aman sebagai daya tarik waduk sunter utara.
senja musim hujan di Jakarta |
Langit mulai terlihat Jingga, matahari sudah makin merendah dari awal
kedatangan, petugas kebersihan masih bekerja di tengah waduk melakukan
pembersihan. Seperti yang saya harapkan dari senja musim hujan di Jakarta pasti
membara. Senja di Musim Kemarau Jakarta sering mengecewakan karena seringkali
sinar matahari kalah dengan tebalnya polusi udara yang menyelimuti kota
Jakarta. Namun di musim hujan, langit terlihat bersih apalagi setelah hujan,
debu-debu polusi udara dan butiran debu dari orang yang terjatuh, tidak bisa
bangkit lagi, tenggelam dalam luka dalam dan tidak tahu jalan pulang, hilang
bersama air hujan yang jatuh.
Awan Dombanya memerah saat senja |
makin lama awan dombanya hilang terbawa angin |
Awan Cirro Cumulus, awan bergerombol kecil mirip kumpulan domba-domba menghiasi
langit dimana saya berada. Jika biasanya melihat domba-domba dengan latar
belakang hijau rerumputan, kali ini adalah langit biru. Saya merasa, awan-awan
domba itu akan berubah warna memerah saat senja, ternyata benar. Indah sekali,
mungkin lebih berkesan jika pembaca melihatnya langsung.
foto saat mampir sebentar sebelum ke waduk |
Pulang setelah senja, mungkin bagi umat islam bisa mampir solat di Masjid
Ramlie Musofa yang berada di pinggir Waduk Sunter, sebuah waduk yang belum lama
ini dijadikan festival dan tempat lomba renang, Bu Susi dan Pak Sandi.
Tertarik menikmati senja di pinggir waduk Sunter Utara?
Sudut lain dari keramaian Jakarta. Tetap ada sisi seperti ini mas. Senjanya menggoda
BalasHapusiya mas, semoga jadi tempat wisata alam tengah kota jakarta kedepannya
HapusLangitnya beneran bagus begitu di musim hujan?
BalasHapusKok mupeng?
yap, musim hujan mba, kadang klo bagus, membara gini senjanya
HapusWah, boleh juga nih sesekali main ke sini.
BalasHapusTernyata cantik yaa...ada juga pemandangan cakep di Jakarta..
BalasHapusWih dapet aja foto Langit bagus nih Mas Alan. Ada tips nya ?
BalasHapustipsnya ya..sebelum berangkat liat langit arah barat, klo g mendung berangkat deh, sisanya keberuntungan aja mas :D
HapusAduhh bagus banget fotonya, padahal ini deket banget sama kantorku, tapi belum pernah menikmati senja di sana. Makasih infonya
BalasHapusbisalah mampir setelah pulang kerja mba :D
HapusArsitektur luar mesjidnya baguusss!
BalasHapusAku pengen ke sini, tapi pulangnya takut macet, soalnya keretaku jam 10 malam.
BalasHapusahaha, tunda sehari kepulanganmu yun
HapusTernyata danau Sunter beneran secantik ini ya sekarang. Jadi inget taruhan Susi dan Sandiaga. Btw, Aku belum pernah mampir ke masjidnya. :D
BalasHapusdann pemenangnya adalah Bu Susi wkwk, senja di sana pas beneran membara begitu langitnya :o
BalasHapus